Mimpi Yang Dirindukan
Senin, November 26, 2018
Merindukan mimpi yang diharapkan bisa mengobati kerinduan ini, yang telah lama tidak berjumpa dan mungkin tak akan berjumpa lagi. Kecuali jika amalan yang yang dilakukan diterima dan bisa menjadikan kita satu tempat yaitu Surga. Bertahun lamanya Saya tidak pernah memimpikan beliau lagi. Namun ketika saya menulis ini beberapa waktu sebelumnya saya mendapatkan mimpi yang dirindukan tersebut. Mengingat kronologis yang terjadi didalam mimpi tersebut memang tidaklah sama. Mimpi yang pertama membawa Aku ke masa kecilku dulu, memang ketika diriku kanak-kanak sangat sering sekali berpergian dengan Ayahku menggunakan Kereta Api, tema yang diusung dalam mimpiku inipun berlatarkan hal itu yakni Kereta Api dan Stasiun.
Pada masa itu sangatlah beda suasana dan keadaannya tidaklah seperti apa yang ada saat ini. Stasiun yang sangat ramai dengan Para Pedagang, Pengamen dan sejenisnya yang tak akan kita bisa lihat lagi saat ini. Meski bisa dibilang tidak tertib, namun kala itu saya sering bertemu dengan orang-orang yang saling tegur sapa dan tidak ada yang cuek sekali terhadap pengguna Kereta Api lainnya. Berbeda dengan saat ini dimana pengguna Kereta saat ini sudah pasti sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Tidak bisa dipungkiri memang gadget atau gawai yang semakin canggih saat ini memang menjadi faktor utama kurangnya interaksi Manusia saat ini, mereka berinteraski dengan yang lainnya yang berada di tempat yang jauh dengan hanya sebuah gadget. Namun mereka seperti "tidak menghargai" orang di sekitarnya, bahkan ada yang tidak peduli dengan apa yang terjaid disekitarnya. Tentu hal ini tidak mencermikan Makhluk Sosial yang menjadi identitas Manusia ini.
Kemudian Saya sempat tertegun dengan apa yang saya lihat di mimpi itu meski awalnya tidak mengira ini hanya sebuah mimpi. Sebab semuanya seperti pada kenyataan di masa itu. Saya pun tak tau akan pergi kemana dengan Kereta Api ini, namun yang saya ingat Saya masih dituntun Ayahku. Sebagai anak bungsu memang Saya sangatlah disayanginya. Setelah Diriku menyadari Ayahku yang dalam mimpi itu hadir dan menuntunku telah tiada, mataku langsung terbuka dan Sayapun sempat mendo'akan untuk Ayahku setelah itu.
Berlanjut setelah beberapa hari kemudian Diriku kembali memimpikannya, tetapi berbeda dengan mimpi sebelumnya. Kali ini mimpinya berlatar tempat di Rumah. Dalam mimpi itu hanya sebatas mimpi biasa, namun yang jelas mimpi itu bukan Masa lalu, sebab konteks dari mimpi itu ialah Saya yang terlibat interaksi dengan Kakak-kakak terkait sebuah Gadget, seinget Saya ya dimimpi itu Saya meminta pinjam smartphone Kaka Saya yang perempuan, kemudian Kaka saya yang laki-laki meledek saya "Sudah punya smartphone sendiri" malah minta pinjam. Ketika saya akan membalas dan menengok ke arah Kakak saya, Diriku melihat ada Ayah saya sedang duduk menonton Televisi, tapi beliau tidak memberikan sepatah katapun. Padahal biasanya beliau sangatlah melarang percekcokan yang terjadi pada anak-anaknya. Saya sempat membalas kepada Kaka saya tetapi lupa apa yang Saya katakan. dan saat itu Sayapun terbangun ketika ingat telah memimpikan Ayahku lagi, Ketika melihat jam saya sadar sudah mau Fajar waktu itu.
Mimpi yang membuatku merasa terobati sebab sudah lama sekali Saya tidak memimpikan Kehadiran Ayahku ini. Untuk itu kepada sahabat sekalian yang Orang Tua masih hidup hendaklah kita berbakti dan menyayanginya selalu, meski sering ada perbedaan pendapat bagaimanapun juga Ia adalah Orang Tua kita yang harus kita Hormati dan Hargai jasa-jasanya.
Pada masa itu sangatlah beda suasana dan keadaannya tidaklah seperti apa yang ada saat ini. Stasiun yang sangat ramai dengan Para Pedagang, Pengamen dan sejenisnya yang tak akan kita bisa lihat lagi saat ini. Meski bisa dibilang tidak tertib, namun kala itu saya sering bertemu dengan orang-orang yang saling tegur sapa dan tidak ada yang cuek sekali terhadap pengguna Kereta Api lainnya. Berbeda dengan saat ini dimana pengguna Kereta saat ini sudah pasti sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Tidak bisa dipungkiri memang gadget atau gawai yang semakin canggih saat ini memang menjadi faktor utama kurangnya interaksi Manusia saat ini, mereka berinteraski dengan yang lainnya yang berada di tempat yang jauh dengan hanya sebuah gadget. Namun mereka seperti "tidak menghargai" orang di sekitarnya, bahkan ada yang tidak peduli dengan apa yang terjaid disekitarnya. Tentu hal ini tidak mencermikan Makhluk Sosial yang menjadi identitas Manusia ini.
Kemudian Saya sempat tertegun dengan apa yang saya lihat di mimpi itu meski awalnya tidak mengira ini hanya sebuah mimpi. Sebab semuanya seperti pada kenyataan di masa itu. Saya pun tak tau akan pergi kemana dengan Kereta Api ini, namun yang saya ingat Saya masih dituntun Ayahku. Sebagai anak bungsu memang Saya sangatlah disayanginya. Setelah Diriku menyadari Ayahku yang dalam mimpi itu hadir dan menuntunku telah tiada, mataku langsung terbuka dan Sayapun sempat mendo'akan untuk Ayahku setelah itu.
Berlanjut setelah beberapa hari kemudian Diriku kembali memimpikannya, tetapi berbeda dengan mimpi sebelumnya. Kali ini mimpinya berlatar tempat di Rumah. Dalam mimpi itu hanya sebatas mimpi biasa, namun yang jelas mimpi itu bukan Masa lalu, sebab konteks dari mimpi itu ialah Saya yang terlibat interaksi dengan Kakak-kakak terkait sebuah Gadget, seinget Saya ya dimimpi itu Saya meminta pinjam smartphone Kaka Saya yang perempuan, kemudian Kaka saya yang laki-laki meledek saya "Sudah punya smartphone sendiri" malah minta pinjam. Ketika saya akan membalas dan menengok ke arah Kakak saya, Diriku melihat ada Ayah saya sedang duduk menonton Televisi, tapi beliau tidak memberikan sepatah katapun. Padahal biasanya beliau sangatlah melarang percekcokan yang terjadi pada anak-anaknya. Saya sempat membalas kepada Kaka saya tetapi lupa apa yang Saya katakan. dan saat itu Sayapun terbangun ketika ingat telah memimpikan Ayahku lagi, Ketika melihat jam saya sadar sudah mau Fajar waktu itu.
Mimpi yang membuatku merasa terobati sebab sudah lama sekali Saya tidak memimpikan Kehadiran Ayahku ini. Untuk itu kepada sahabat sekalian yang Orang Tua masih hidup hendaklah kita berbakti dan menyayanginya selalu, meski sering ada perbedaan pendapat bagaimanapun juga Ia adalah Orang Tua kita yang harus kita Hormati dan Hargai jasa-jasanya.