Bagaimana Kita meraih Cinta dan ampunan Allah?
Selasa, Maret 02, 2021
بسم الله الرحمن الرحيم
Bagaimana Kita meraih Cinta dan ampunan Allah?
Allah Ta’aala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan Dia akan mengampuni dosa-dosa kamu sekalian." Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Aali ‘Imran ayat 31]
Imam Ibnu Katsir –rahimahullahu– mengatakan tentang ayat ini dalam kitab tafsirnya:
هذه الآية الكريمة حاكمة على كل من ادعى محبة الله، وليس هو على الطريقة المحمدية فإنه كاذب في دعواه في نفس الأمر، حتى يتبع الشرع المحمدي والدين النبوي في جميع أقواله وأحواله، كما ثبت في الصحيح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: "مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عليه أمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ"
“Ayat yang mulia ini adalah hakim/pemutus bagi semua orang yang mendakwakan dirinya mengaku-ngaku mencintai Allah padahal ia tidak berada di atas tata cara yang di bawa nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallama– bahwasanya orang itu adalah berdusta dalam pengakuannya tersebut sampai ia mengikut syari’at dan agama yang dibawa Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallama– dalam semua ucapan dan keadaannya. Sebagaimana telah shahih dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallama– bahwasanya beliau pernah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ
‘Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak berdasar tuntunan/dalil dari ajaran agama kita (yakni berdasar tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang sah) maka amalan tersebut tertolak.’ [HSR. Muslim –rahimahullahu– dalam kitab shahihnya no. 4590, dari Ummul Mukminin ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anhaa–]
ولهذا قال: { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ } أي: يحصل لكم فوق ما طلبتم من محبتكم إياه، وهو محبته إياكم، وهو أعظم من الأول، كما قال بعض الحكماء العلماء: ليس الشأن أن تُحِبّ، إنما الشأن أن تُحَبّ
Oleh karena itu Allah berfirman, ‘Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akanmencintai kalian..’, yakni kalian akan memperoleh balasan yang lebih baik dari apa yang diminta kepada kalian agar kalian mencintai-Nya, yaitu Dia mencintai kalian. Mendapatkan cinta Allah itu lebih agung daripada kecintaan kalian kepada-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh ulamayang bijak, ‘Perkara mulianya bukanlah pada perkara kamu mencintai-Nya namun perkara mulianya adalah pada perkara kamu dicintai-Nya.
وقال الحسن البصري وغيره من السلف: زعم قوم أنهم يحبون الله فابتلاهم الله بهذه الآية، فقال: { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ } .
Al-Hasan Al-Bashri dan ulama-ulama lain dari kalangan salaf –rahimahumullahu– mengatakan, ‘Suatu kaum beranggapan bahwa mereka mencintai Allah. Maka Allah Ta’aala menguji mereka dengan ayat ini. Allah berfirman, ‘Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian..’
ثم قال: وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ أي: باتباعكم للرسول صلى الله عليه وسلم يحصل لكم هذا كله ببركة سفارته.
Kemudian Allah mengatakan, ‘Dia akan mengampuni dosa-dosa kamu sekalian." Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Aali ‘Imran ayat 31]’ maksudnya adalah dengan ittiba’ (kejujuran kalian dalam mengikuti) Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallama– maka kalian akan memperoleh semuanya (yakni cinta Allah dan ampunan-Nya) dengan sebab keberkahan diutusnya beliau [Diringkas dan diterjemah Ibnu Mukhtar dari Kitab Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhiim oleh Abu Al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasyi Al-Dimasyqii –rahimahullahu– jilid 1 hal. 440, Daar Al-Fikri]
Wallahu a'lam
Semoga ada manfaatnya.
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang ikhlas dan berittiba' kepada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallama-, aamiin
🎙️ Ibnu Mukhtar
📚 Kajian Sabtu Ba'da Shubuh Masjid Asy-Syifaa, 27 Feb 2021
Allah Ta’aala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan Dia akan mengampuni dosa-dosa kamu sekalian." Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Aali ‘Imran ayat 31]
Imam Ibnu Katsir –rahimahullahu– mengatakan tentang ayat ini dalam kitab tafsirnya:
هذه الآية الكريمة حاكمة على كل من ادعى محبة الله، وليس هو على الطريقة المحمدية فإنه كاذب في دعواه في نفس الأمر، حتى يتبع الشرع المحمدي والدين النبوي في جميع أقواله وأحواله، كما ثبت في الصحيح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: "مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عليه أمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ"
“Ayat yang mulia ini adalah hakim/pemutus bagi semua orang yang mendakwakan dirinya mengaku-ngaku mencintai Allah padahal ia tidak berada di atas tata cara yang di bawa nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallama– bahwasanya orang itu adalah berdusta dalam pengakuannya tersebut sampai ia mengikut syari’at dan agama yang dibawa Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallama– dalam semua ucapan dan keadaannya. Sebagaimana telah shahih dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallama– bahwasanya beliau pernah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ
‘Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak berdasar tuntunan/dalil dari ajaran agama kita (yakni berdasar tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits yang sah) maka amalan tersebut tertolak.’ [HSR. Muslim –rahimahullahu– dalam kitab shahihnya no. 4590, dari Ummul Mukminin ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anhaa–]
ولهذا قال: { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ } أي: يحصل لكم فوق ما طلبتم من محبتكم إياه، وهو محبته إياكم، وهو أعظم من الأول، كما قال بعض الحكماء العلماء: ليس الشأن أن تُحِبّ، إنما الشأن أن تُحَبّ
Oleh karena itu Allah berfirman, ‘Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akanmencintai kalian..’, yakni kalian akan memperoleh balasan yang lebih baik dari apa yang diminta kepada kalian agar kalian mencintai-Nya, yaitu Dia mencintai kalian. Mendapatkan cinta Allah itu lebih agung daripada kecintaan kalian kepada-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh ulamayang bijak, ‘Perkara mulianya bukanlah pada perkara kamu mencintai-Nya namun perkara mulianya adalah pada perkara kamu dicintai-Nya.
وقال الحسن البصري وغيره من السلف: زعم قوم أنهم يحبون الله فابتلاهم الله بهذه الآية، فقال: { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ } .
Al-Hasan Al-Bashri dan ulama-ulama lain dari kalangan salaf –rahimahumullahu– mengatakan, ‘Suatu kaum beranggapan bahwa mereka mencintai Allah. Maka Allah Ta’aala menguji mereka dengan ayat ini. Allah berfirman, ‘Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian..’
ثم قال: وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ أي: باتباعكم للرسول صلى الله عليه وسلم يحصل لكم هذا كله ببركة سفارته.
Kemudian Allah mengatakan, ‘Dia akan mengampuni dosa-dosa kamu sekalian." Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Aali ‘Imran ayat 31]’ maksudnya adalah dengan ittiba’ (kejujuran kalian dalam mengikuti) Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallama– maka kalian akan memperoleh semuanya (yakni cinta Allah dan ampunan-Nya) dengan sebab keberkahan diutusnya beliau [Diringkas dan diterjemah Ibnu Mukhtar dari Kitab Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhiim oleh Abu Al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasyi Al-Dimasyqii –rahimahullahu– jilid 1 hal. 440, Daar Al-Fikri]
Wallahu a'lam
Semoga ada manfaatnya.
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang ikhlas dan berittiba' kepada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallama-, aamiin
🎙️ Ibnu Mukhtar
📚 Kajian Sabtu Ba'da Shubuh Masjid Asy-Syifaa, 27 Feb 2021